Pages

Kamis, 02 Juli 2015

PERUMPAMAAN TENTANG ORANG BUTA DAN SEEKOR GAJAH



 

Alkisah di negeri antah berantah ada orang-orang buta yang bersahabat karib.


Pada suatu hari mereka mendengar banyak orang membicarakan kehadiran seekor gajah di alun-alun kota. Kata orang-orang banyak yang datang ke alun-alun kota untuk melihat gajah tersebut. Kata orang-orang gajah itu sangat mengagumkan sekali, mahabesar, mahapandai, mahacerdas, mahakuat, mahalembut, mahapenuhkasihsayang.........

Orang-orang buta itu pun tertarik hatinya untuk menyaksikan sendiri bagaimanakah gajah itu sebenar-benarnya. Mereka pun berangkat ke alun-alun kota untuk menyaksikan gajah.

Kebetulan hari itu tidak ada seorang pun yang datang untuk melihat gajah itu, jadi orang-orang buta itu dapat dengan tenang menikmati pertemuan dengan gajah itu.

Yang seorang dibimbing untuk memegang ekor gajah, yang seorang lagi dibimbing untuk memegang belalai gajah, yang seorang lagi dibimbing untuk memegang kuping gajah, yang seorang lagi dibimbing untuk memegang kaki gajah, yang seorang lagi dibimbing untuk memegang perut dan tubuh gajah.

Sesudah mereka puas meraba dan memegang bagian tubuh gajah yang dihadapinya itu, mereka pun dibimbing beristirahat di bawah pohon yang rindang yang sengaja banyak ditanam di alun-alun itu untuk beristirahat masyarakat luas.

Mereka dipandu oleh pembimbing mereka untuk melakukan sharing mengenai gajah yang telah disaksikan mereka masing-masing........

"Gajah itu sangat lucu, tubuhnya seperti alat untuk mengusir lalat," kata seorang yang memegang ekor gajah...
"Gajah itu mahabesar....uuuhh...tanganku tak memuat tubuhnya yang mahabesar itu, benar kata orang-orang bahwa gajah itu mahakuat," kata seorang yang memegang tubuh dan perut gajah...
"Gajah itu seperti kipas yang mahabesar," kata seorang yang memegang telinga gajah....
"Gajah itu seperti selang yang besar," kata seorang yang memegang belalai gajah...
"Gajah itu seperti tong tempat sampah yang besar sekali," kata seorang yang memegang kaki gajah....

Mulailah terjadi keributan besar di antara para sahabat akrab itu, mereka saling berbantah dengan segala macam argumentasi untuk mempertahankan apa yang telah disaksikannya sendiri....mereka saling mengeluarkan ayat-ayat Kitab Suci andalan mereka untuk mempertahankan kesaksian mereka.....suasana di bawah pohon yang sejuk rindang, di dalam udara yang sejuk segar, di tengah-tengah pepohonan kelapa sawit, pohon-pohon cemara, pohon-pohon beringin, yang memenuhi alun-alun kota itu pun menjadi panas sepanas api di tungku peleburan baja.....mereka pun mulai saling mencaci...saling merendahkan...saling menghina....saling mengejek......daaaaaaan..........wuuuaaaah....mereka mulai saling menyerang satu sama lain....tinju-tinju pun saling meluncur deras ke tubuh-tubuh mereka.....wuuuuaaah....mereka pun saling mengeluarkan jurus-jurus silat andalan mereka...........semua terlibat baku hantam...semua mulai terlibat perkelahian massal itu...tak ada kawan...semua lawan...tak ada sahabat...semua musuh..........

Sang Pembimbing pun masih diam saja...dibiarkan saja mereka terus berkelahi......sampai pada akhirnya mereka satu per satu mulai kehabisan tenaga.....dan mereka pun terkapar di atas rerumputan yang sejuk halus di bawah pohon yang rindang itu.......

Alkisah di dekat tempat mereka berkelahi itu ada dua orang Agamawan berbeda yang bersahabat juga yang sedang berdiskusi mengenai TUHAN menurut kesaksian mereka masing-masing....suasana juga sangat panas sekali....melihat orang-orang buta yang berkelahi karena mempertahankan kesaksian mereka masing-masing itu...mereka berdua pun terdiam melihat serunya perkelahian di antara sahabat-sahabat itu......

Perlahan-lahan Sang Pembimbing pun mendekati mereka dan memberi mereka minum Sprite dingin sebotol seorang....mereka reguk Sprite dingin itu sekali reguk tandas.....Sang Pembimbing pun memberi mereka Fanta dingin sebotol seorang........Fanta-Fanta itu pun sekali reguk tuntas lagi....wuuuuaaahhh......hahahahahaha........Sang Pembimbing pun memberi mereka sandwich sepotong seorang...dan dengan lahap sandwich-sandwich itupn lenyap tanpa sisa.....

Dengan sabar penuh kasih Sang Pembimbing itu pun lalu mengajak mereka sekali lagi memegang dan meraba-raba gajah itu sepuas hati mereka berpindah-pindah dari bagian satu ke bagian yang lain sampai menyeluruh.................setelah mereka semua memegang dan meraba hampir keseluruhan sekujur tubuh gajah itu tiba-tiba hahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahah.....hahahahahahahahahaha....hahahahah..... tiba-tiba meledaklah tawa mereka berderai-derai seperti air hjan deras menerpa genting seng............ mereka pun saling berpelukan penuh kasih penuh keakraban kembali dan saling minta maaf atas kekhilafan yang telah mereka perbuat bersama-sama............

Kedua sahabat Agamawan itu pun saling memandang satu dengan yang lainnya...mereka pun saling berpelukan penuh kasih......."Kalau gajah sih dapat teraba semua perlahan-lahan, sedang TUHAN ya tidak mungkin lah....hahahaha....."